Dalam
kitab At-Tibyan diterangakan, diperbolehkan membaca Al-Qur’an baik dalam shalat
atau diluar shalat dengan Qira’atus-Sab’ah (bacaan melalui imam yang tujuh),
dan tidak diperbolehkan membaca Al-Qur’an dengan selain imam yang tujuh, atau
dengan imam yang tujuh tapi melalui rawih yang Syad (tidak sesuai bacaan imam
tujuh).
Yang
dimaksud imam yang tujuh dan rawinya, yitu :
1. Imam
Nafi’ yang mempunyai rawi Imam Qalun dan Imam Warasy.
2. Imam
Ibnu Katsir yang mempunyai rawi Imam Bazzi dan Imam Qumbul.
3. Imam
Abu ‘Amrin yang mempunyai Rawih Imam Duri dan Imam Susi.
4. Imam
Ibnu ‘Amir yang mempunyai rawi Imam Hisyam dan Imam Ibnu Dzakwan.
5. Imam
‘Ashim yang mempunyai rawi Imam Syu’bah dan Imam Hafash.
6. Imam
Hamzah Azzayat yang mempunyai rawi Imam Khalaf dan Imam Khalad.
7. Imam
Kisa’I yang mempunyai rawi Imam Abu Harist dan Imam Duri.
TENTANG MAD DALAM SURAT AL-FATIHAH.
Dalam
melafazhkan ‘Maaliki Yaumiddin’ ulama berbeda pendapat. Menurut Imam ‘Ashim dan
Imam Kisa’I dibaca dengan panjang (Mad Thabi’i) dalam ‘Mim’ Lafazh Maliki.
Selaim Imam ‘Ashim dan Imam Kasa’i, berpendapat ‘Mim’ dalam lafazh Maliki
dibaca dengan pendek (Qashar/Pendek).
Diterangkan
dalam kitab bajuri, pada rakaat pertama dalam shalat disunnahkan memenjangkan
huruf ‘Mim’ dalam lafazh ‘Maliki’ dan pada rakaat kedua disunnahkan untuk
memendekkan huruf ‘Mim’ dalam lafazh Maliki, sebab rakaat pertama disunnahkan
untuk dibaca lebih panjang dari rakaat kedua, walaupun hanya dengan satu huruf.
Sumber referensi artikel :
Faidlur-rahman (Shifatu Shalatin Nabi SAW) 4 Hal. 93 – 94
Artikel
ini dibuat untuk menambah referensi tentang pengetahuan khususnya di bidang
Agama, bukan untuk menjadikannya sebagi perdebadan yang saling menyalahkan dan
menganggap dirinya paling benar. Mohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam
penulisan dan penamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar