KEUTAMAAN SHAFF AWAL DALAM SHALAT.

SAAT BERDIRI DALAM BERJAMA’AH
Diterangkan dalam kitab Fiqh Islam dan kitab Bidayatul Mujtahid, ulama berbeda pendapat tentang saat disunnahan berdiri dalam mengerjakan shalat berjama’ah, diantaranya yaitu :
1. Menurut Ahli Hanafiyah, disunnahakan berdiri pada saat iqamah sampai pada Lafaz ‘Hayya ‘alal falah’.
2.         Menurut ahli hanabillah, disunnahakan  beridiri pada saat iqamah sampai pada lafazh ‘Qad qaamatish-shalah’.
3.     Menurut ahli Syafi’iyah, disunnahakan berdiri pada saat selesai Iqamah.
4.   Menurut ahli Malikiyah, disunnahkan berdiri saat iamam berdiri, mengambil dari hadist Rasulullah yang diriwayatkan dari Abi Qatadah, Rasulullah berkata,
“Apabila iqamah shalat sudah dilakukan, maka janganlah berdiri hingga kalian melihatku”.

KEUTAMAAN SHAFF AWAL.
·  Diriwayatkan dari Sahabat Abi Hurairah, Rasulullah berkata, “ Jika mereka mengetahui keutamaan yang ada pada shaff awal, maka pasti aka nada undian (Memperebutkan shaff awal).”
·        Diriwayatkan dari Imam Barra’, Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah beserta para MalaikatNya membacakan shalawat kepada orang yang berada pada shaff awal.
· Diriwayatkan dari sahabat ‘Irbadi bin Sariyah, sesungguhnya Rasulullah membacakan Istigfar bagi shaff pertama dengan 3 x (Tiga kali) dan membacakan Istigfar kepada shaff kedua 1 Kali.
·     Diriwayatkan dari sahabat Abi Hurairah, Rasulullah berkata, “Sebaik-baiknya shaff lelaki adalah shaff awal, dan sejelek-jelek shaff lelaki adalah shaff akhir, dan sebaik-baik shaff perempuan adalah shaff akhir, dan sejelek-jelek shaff perempuan adalah shaff awal.

Diterangkan dalam kitab Majmu’ dan kitab syarah Muslim, disunnahkannya menempati shaff awal yaitu bagi laki-laki, begitu juga bagi perempuan apabila berjama’ah dengan imam perempuan, apabila berjama’ah dengan imam lelaki di tempat yang satu dan tidak ada penghalang, maka yang terbaik bagi perempuan di shaff belakang.
Diterangkan dalam kitab Tajul Jami’ apabila berkumpul ma’mum laki-laki dan perempuan, maka shaff dibelakang imam yang terbaik adalah laki-laki, kemudian anak-anak, baru kemudian perempuan. Terdapat dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan dari Imam Ahmad, beliau menjadikan Shaff lelaki di depan shaff anak-anak, dan menjadikan shaff perempuan dibelakang shaff anak-anak.

Keterangan :

Dalam kitab Majmu’, kitab syarah muslim, kitab tajul hami’, kitab hasyiyatus-Sindi ‘Alaa Sunan-Nisa’I dan kitab Hasyiyah Tuhfatul Akhwadzi ‘Alaa sunan Turmudzi diterangkan :
*Yang dimaksud shaff awal yaitu : Shaff yang beriringan dengan imam, baik terhalang mimbar, pillar dll atau tidak.
*Yang dimaksud dengan sejelek-jeleknya Shaff bagi lelaki dan perempuan, yaitu sedikitnya pahala dan keutamaan.
*Sebaik-baiknya shaff bagi lelaki  pada shaff awal, disebabkan dektanya dengan imam, dekat dengan rahmah, sebab rahmah pertama turun kepada imam lalu yang dibelakang iamam, dan Allah beserta MalaikatNya bershalawat bagi shaff awal.
*Sejelek-jeleknya shaff bagi lelaki adalah shaff akhir, disebabkan jauh dari imam dan dekat dengan perempuan.
*Sebaik-baiknya shaff bagi perempuan, adalah shaff akhir, disebabkan jauh dari lelaki.
*Sejelek-jeleknya shaff bagi perempuan adalah shaff awal, disebabkan dekatnya dengan lelaki.

Apabila seseorang meninggalkan shaff awal sebab takut menyakiti orang lain, maka Allah akan melipat gandakan pahala baginya, seperti terdapat dalam hadist yang diriwayatkan dari Imam Ibnu ‘Abbas, Rasulullah berkata, “Siapa yang meninggalkan shaff awal sebab takut menyakiti seseorang, maka Allah akan melipatkan baginya pahala shaff awal.

KEUTAMAAN MENYAMBUNG SHAFF.
Hadist Rasulullah :
·        Diriwayatkan dari Sayyidatina ‘Aisyah, Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah beserta MalaikatNya membacakan shalawat kepada orang-orang yang menyambung beberapa shaff “.
·        Diriwayatkan dari Sahabat ‘Abdullah bin Umar, Rasulullah berkata, “Siapa yang menyambung shaff, maka Allah akan menyambungkan kepadanya, siapa yang memutus shaff,maka Allah akan memutus kepadanya.”
·        Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Umar, Rasulullah berkata, “Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang paling mendekatkan pundaknya (Kepada jam’ah lain) sewaktu mengerjakan shalat tidak ada langkah yang lebih agung dari langkah lelaki yang berjalan untuk menempati tempat yang kosong dalam shaff”.
·        Diriwayatkan dari Sayyidatina ‘Aisyah, Rasulullah beerkata, “Siapa yang menempati tempat kosong dalam shaff, maka Allah akan mengangkat drajat dan membangunkan saut rumah di surga”.
·        Diriwayatkan dari Abi Juhaifah, Rasulullah berkata, “Siapa yang menempati tempat kosong dalam Shaff, maka segala dosanya akan diampuni”.
·        Diriwayatkan dari sahabat Abi Hurairah, Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah beserta MalaikatNya membacakan shalawat kepada orang-orang yang menyambung shaff, tidak ada seorang hamba yang menyambung shaff, kecuali Allah aan mengangkat drajatnya, dan para Malaikat akan menaburkan kebaikan kepadanya.”

Keterangan :

Diterangkan dalam kitab Hasyiatus-Sindi ‘Alaa Sunan-Nisa’I, yang dimaksud dengan ‘Menyambung shaff yaitu : Mengisi (Menempati) shaff apabila shaff terdapat celah, dan yang dimaksud dengan ‘memotong shaff’ yaitu : menegah orang yang masuk mengisi shaff kosong.
Dalam kitab Dalilul Falihin diterangkan, yang di maksud dengan ‘Allah menyambungkan kepdanya’ yaitu : Alah memberikan banyak rahmat. Dan yang dimaksud ‘Allah memutus kepadanya’ yaitu Allah memutus kebaikan.

KEUTAMAAN MERATAKAN SHAFF.
Hadist Rasulullah :
·   Diriwayatkan dari sahabat Anas, Rasulullah berkata, “Ratakanlah shaffmu, sebab sesungguhnya meratakan shaff termasuk dari kesempuranaan Shalat.
·  Diriwayatkan dari Imam Abu Daud, Rasulullah berkata “Rapikanlah Shaffmu, berdekatkan dan rapatkanlah dengan pundaknya. Demi dzat yang badanku dalam kekuasannNya, sesungguhnya aku melihat syaitan masuk melalui lubang-lubang shaff seperti masuknya anak-anak kambing.”
·   Diriwayatkan dari Sahabat Abi Hurairah, Rasulullah berkata “Perbaikilah shaff dalam shalat”.
·   Diriwayatkan dari shabat Jabin bin Samurah, Rasulullah berkata, “Apakah kamu sudah berbaris seperti barisnya Malaikat di samping Tuhannya ?” para sahabat bertanay, “Ya Rasulullah, bagaimana barisan malaikat di samping Tuhannya ?” Rasulullah menjawab, “Para Malaikat menyempurnakan barisan pertama dan merapikannya.”

Terdapat dalam surat AN-NABA’ ayat 38 :
“Pada hari ketika ruh (Malaikat Jibril) dan para Malaikat berdiri bershatt-shaff.” (QS.An-Naba’ : 38).

Surat ASH-SHAFF ayat 4:
“Sesungguhnya Allah menyuai orang-orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.”(QS.Ash-Shaff : 4)

Disunnahakan bagi imam untuk memerintahkan Jama’ah merapihkan shaff dan mengisi kekosongan dan merapatkan pundak seperti dalam hadist yang diriwayatkan dari Imam Barra’ bin ‘Azib, “Rasulullah mendatangi pinggiran shaff dan meratakan antara dada dan pundak para sahabat, beliau berkata, “Jangan saling berpencar, maka akan terpancar hati kalian, sesungguhnya Alah beserta MalaikatNya membacakan Shalawat kepada orang yang menyambung Shaff awal”.

Penjelasan :

Diterangkan dalam kitab Majmu’ apabila seseorang mendatangi jama’ah dan terdapat celah dalam shaff, maka disunnahakan untuk menempatinya, dan diperbolehkan untuk membuka shaff apabila shaff yang kosong terdapat di depan.
Apabila mendatangi jama’ah dan tidak terdapat celah dalam shaff, menurut ahli Syafi’iyah diperbolehkan menempati shaff belakang, dan setelah takbiratul ihram disunnahakan untuk menarik satu jama’ah di depan agar dapat menemani shaff belakang, dan disunnahakan bagi jama’ah yang ditarik untuk membantu menempati shaff belakang. Terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari sahabat Muqatil bin Hayyan, Rasulullah berkata, “Apabila seseorang datang (Dalam Jama’ah) dan tidak menemukan seseorang (tidak ada shaff), maka dia diperbolehkan menarik jama’ah dari shaff depan untuk mendirikan shaff baru, besar sekali pahala bagi orang yang ditarik (Membantunya).”

Diterangkan dalam kitab Majmu’, kitab Fiqh Islam dan kitab Nailul-Authar, apabila seorang jama’ah memisahkan diri dari shaff, maka hukumnya terdapat beberapa pendapat dari para ulama, sebagian ulama menyatakan tidak sah, dengan dalil dari beberapa hadist Rasulullah :
·  Diriwayatkan dari sahabat Wabishah bin Ma’ad, “Sesungguhnya Rasulullah melihat seseorang lelaki yang mengerjakan shalat shalat di shaff belakang sendiri, maka Rasulullah memerintahkan kepadanya untuk mengulang shalat.”
·  Diriwayatkan dari sahabat ‘Ali bin Syiban, “Kami mengerjakan shalat di belakang Rasulullah, setelah shalat usai, Rasululah melihat seorang lelaki sedang mengerjakan shalat di shaff belakang, maka Rasulullah diam hingga selesai shalatnya, lalu Rasulullah berkata kepadanya, “Kerjakan lagi shalatmu, tidak ada shalat bagi seseorang yang shalatnya dibelakang shaff.”

Apapun menurut pendapat Ahli Syafi’iyah, shalatnya sah tapi hukumnya makruh, dengan dalil dari hadist Rasulullah.
·        Diriwayatkan dari sahabat Abi Bakrah, sesungguhnya sahabat Abi Bakrah sampai kepada Rasulullah (Sedang berjama’ah) dalam keadaan ruku’, maka sahabat Abi Bakrah ikut ruku’ sebelum samapai pada shaff, setelah selesai sahabat Abi Bakrah menceritakan kepada Rasulullah, Rasulullah berkata, “Semoga Allah memberikan kesemangatan dan jangan mengulanginya.” (Jangan sampai takbiratul ihram di luar Shaff).
·        Diriwayatkan dari Imam Ibnu ‘Abbas, “Aku mendatangi Rasulullah di akhir malam dan shalat dibelakangnya, maka Rasulullah mengambil tanganku dan menariknya, sehingga aku berada dalam shaffnya.”

Ahli Syafi’iyah memberikan asalan bahwa hadist yang diriwayatkan oleh Wabishah bin Ma’bad yang menerangkan Rasulullah menyuruh mengulang shalat, perintah tersebut hukumnya sunnah bukan wajib, karena dilihat dari hadist yang diriwayatkan oleh sahabat Abi Bakrah. Adapun hadist yang menerangkan tidak adanya shalat bagi orang yang shalat di belakang shaff, maksudnya adalah shalat yang sempurna (Kesempurnaan hukumnya sunnah).

Sumber referensi artikel : Faidlur-rahman jilid 4 Hal. 48 - 55.


Artikel ini dibuat untuk menambah referensi tentang pengetahuan khususnya di bidang Agama, bukan untuk menjadikannya sebagi perdebadan yang saling menyalahkan dan menganggap dirinya paling benar. Mohon maaf apabila telah terjadi kesalahan dalam penulisan dan penamaan.
Dapatkan Artikel Gratis
*Untuk berlangganan Artikel gratis via E-Mail di blog ini, silahkan masukan alamat email anda dan klik tombol Subscribe.. Terimakasih*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar